Senin, 01 Oktober 2012

Cara Rasulullah SAW menjaga Kesehatan


“Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Konon, selama hidupnya Rasulullah SAW hanya sakit dua kali. Yaitu setelah menerima wahyu pertama, ketika itu beliau mengalami ketakutan yang sangat sehingga menimbulkan demam hebat. Yang satunya lagi menjelang beliau wafat. Saat itu beliau mengalami sakit yang sangat parah, hingga akhirnya meninggal. Ada pula yang menyebutkan bahwa Rasul mengalami sakit lebih dari dua kali.

Berapa pun jumlahnya, dua, tiga atau empat kali, memperjelas gambaran bahwa beliau memiliki fisik sehat dan daya tahan luar biasa. Padahal kondisi alam Jazirah Arabia waktu itu terbilang keras, tandus dan kurang bersahabat. Siapapun yang mampu bertahan puluhan tahun dalam kondisi tersebut, plus berpuluh kali peperangan yang dijalaninya, pastilah memiliki daya tahan tubuh yang hebat.

Mengapa Rasulullah SAW jarang sakit? Pertanyaan ini menarik untuk dikemukakan. Secara lahiriah, Rasulullah SAW jarang sakit karena mampu mencegah hal-hal yang berpotensi mendatangkan penyakit. Dengan kata lain, beliau sangat menekankan aspek pencegahan daripada pengobatan. Jika kita telaah Al-Qur'an dan Sunnah, maka kita akan menemukan sekian banyak petunjuk yang mengarah pada upaya pencegahan. Bekam juga merupakan salah satu usaha yang dilakukan beliau dalam menjaga kesehatan. Hal ini mengindikasikan betapa Rasulullah SAW sangat peduli terhadap kesehatan. Dalam Shahih Bukhari saja tak kurang dari 80 hadis yang membicarakan masalah ini. Belum lagi yang tersebar luas dalam kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Tirmidzi, Baihaqi, Ahmad, dsb.

Cara Rasulullah menjaga kesehatan

Selain berbekam, Ada beberapa kebiasaan positif yang membuat Rasulullah SAW selalu tampil fit dan jarang sakit. Di antaranya:

Pertama, selektif terhadap makanan. Tidak ada makanan yang masuk ke mulut beliau, kecuali makanan tersebut memenuhi syarat halal dan thayyib (baik). Halal berkaitan dengan urusan akhirat, yaitu halal cara mendapatkannya dan halal barangnya. Sedangkan thayyib berkaitan dengan urusan duniawi, seperti baik tidaknya atau bergizi tidaknya makanan yang dikonsumsi. Salah satu makanan kegemaran Rasul adalah madu. Beliau biasa meminum madu yang dicampur air untuk membersihan air lir dan pencernaan. Rasul bersabda, “Hendaknya kalian menggunakan dua macam obat, yaitu madu dan Alquran” (HR. Ibnu Majah dan Hakim).

Kedua, tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang. Aturannya, kapasitas perut dibagi ke dalam tiga bagian, yaitu sepertiga untuk makanan (zat padat), sepertiga untuk minuman (zat cair), dan sepertiga lagi untuk udara (gas). Disabdakan. “Anak Adam tidak memenuhkan suatu tempat yang lebih jelek dari perutnya. Cukuplah bagi mereka beberapa suap yang dapat memfungsikan tubuhnya. Kalau tidak ditemukan jalan lain, maka (ia dapat mengisi perutnya) dengan sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiganya lagi untuk pernafasan” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Hibban).

Ketiga, makan dengan tenang, tumaninah, tidak tergesa-gesa, dengan tempo sedang. Apa hikmahnya? Cara makan seperti ini akan menghindarkan tersedak, tergigit, kerja organ pencernaan pun jadi lebih ringan. Makanan pun bisa dikunyah dengan lebih baik, sehingga kerja organ pencernaan bisa berjalan sempurna. Makanan yang tidak dikunyah dengan baik akan sulit dicerna. Dalam jangka waktu lama bisa menimbulkan kanker di usus besar.

Keempat, cepat tidur dan cepat bangun. Beliau tidur di awal malam dan bangun pada pertengahan malam kedua. Biasanya, Rasulullah SAW bangun dan bersiwak, lalu berwudhu dan shalat sampai waktu yang diizinkan Allah. Beliau tidak pernah tidur melebihi kebutuhan, namun tidak pula menahan diri untuk tidur sekadar yang dibutuhkan. Penelitian Daniel F Kripke, ahli psikiatri dari Universitas California menarik untuk diungkapkan. Penelitian yang dilakukan di Jepang dan AS selama 6 tahun dengan responden berusia 30-120 tahun mengatakan bahwa orang yang biasa tidur 8 jam sehari memiliki resiko kematian yang lebih cepat. Sangat berlawanan dengan mereka yang biasa tidur 6-7 jam sehari.

Nah, Rasulullah SAW biasa tidur selepas Isya untuk kemudian bangun malam. Jadi beliau tidur tidak lebih dari 8 jam.

Cara tidurnya pun sarat makna. Ibnul Qayyim Al Jauziyyah dalam buku Metode Pengobatan Nabi mengungkapkan bahwa Rasul tidur dengan memiringkan tubuh ke arah kanan, sambil berzikir kepada Allah hingga matanya terasa berat.

Terkadang beliau memiringkan badannya ke sebelah kiri sebentar, untuk kemudian kembali ke sebelah kanan. Tidur seperti ini merupakan tidur paling efisien. Pada saat itu makanan bisa berada dalam posisi yang pas dengan lambung sehingga dapat mengendap secara proporsional. Lalu beralih ke sebelah kiri sebentar agar agar proses pencernaan makanan lebih cepat karena lambung mengarah ke lever, baru kemudian berbalik lagi ke sebelah kanan hingga akhir tidur agar makanan lebih cepat tersuplai dari lambung. Hikmah lainnya, tidur dengan miring ke kanan menyebabkan beliau lebih mudah bangun untuk shalat malam.

Kelima, istiqamah melakukan shaum sunnat, di luar shaum Ramadhan. Karena itu, kita mengenal beberapa shaum sunnat yang beliau anjurkan, seperti Senin Kamis, ayyamul bith, saum Daud, saum enam hari di bulan Syawal, dsb. Shaum adalah perisai terhadap berbagai macam penyakit jasmani maupun ruhani. Pengaruhnya dalam menjaga kesehatan, melebur berbagai berbagai ampas makanan, manahan diri dari makanan berbahaya sangat luar biasa. Shaum menjadi obat penenang bagi stamina dan organ tubuh sehingga energinya tetap terjaga. Shaum sangat ampuh untuk detoksifikasi (pembersihan racun) yang sifatnya total dan menyeluruh.

Selain lima cara hidup sehat ini, masih banyak kebiasaan Rasulullah SAW yang layak kita teladani. Dalam buku Jejak Sejarah Kedokteran Islam, Dr Jafar Khadem Yamani mengungkapkan lebih dari 25 pola hidup Rasul berkait masalah kesehatan, sebagian besar bersifat pencegahan. Di antaranya cara bersuci, cara memanjakan mata, keutamaan berkhitan, keutamaan senyum, dsb.

Yang tak kalah penting dari ikhtiar lahir, Rasulullah sangat mantap dalam ibadah ritualnya, khususnya dalam shalat. Beliau pun memiliki keterampilan paripurna dalam mengelola emosi, pikiran dan hati. Penelitian-penelitian terkini dalam bidang kesehatan membuktikan bahwa kemampuan dalam memenej hati, pikiran dan perasaan, serta ketersambungan yang intens dengan Dzat Yang Mahatinggi akan menentukan kualitas kesehatan seseorang, jasmani maupun ruhani.

Jumat, 13 Januari 2012

Manfaat Biji Anggur (GrapeSeed)


BENTUKNYA bulat kecil seperti bola, warnanya beragam mulai dari merah, hitam, biru, ungu bahkan hijau. Rasanya manis sedikit asam. Itulah anggur. Selain bisa dimakan langsung, biasanya dijadikan bahan untuk membuat minuman, khusus anggur hitam kecil jila dikeringkan akan menjadi kismis. Buah yang cukup familiar dalam keseharian kita ini diperkirakan menjadi tanaman tertua yang dibudi dayakan manusia.

Buktinya, dalam mumi di Mesir yang telah berusia lebih dari 3.000 tahun ditemukan biji-biji anggur yang diduga merupakan bekal kematian. Banyak orang dan mungkin termasuk Anda adalah penggemar anggur. Buah menyegarkan ini bisa menjadi santapan penutup yang lezat apalagi jika disajikan dalam bentuk salad lengkap dengan saus dan parutan keju.
Agar lebih nyaman dikonsumsi, biasanya orang memilih anggur tanpa biji. Jika sedang kurang beruntung memakan anggur berbiji, Anda akan membuangnya. Namun sebelum mengeluarkan biji anggur dari mulut, sebaiknya Anda tahu bahwa sejatinya khasiat buah ini akan makin tinggi jika dikonsumsi keseluruhan mulai dari daging, biji plus kulit.

Dosen ilmu gizi Fakutas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), dr. Febri Endra Budi Setyawan M.Kes menjelaskan, biji anggur memiliki khasiat sama besar dengan daging dan kulitnya.

Dalam biji anggur terdapat mineral mikro yaitu seng dan mangan. Dua mineral ini banyak terdapat pada anggur merah. Febri menambahkan, seng dan mangan sangat penting untuk menjaga libido seks dan kesuburan pria.
“Manfaat lain seng dan mangan bagi kesehatan pria adalah mencegah dan membantu mengatasi peradangan prostat,” jelasnya.

Manfaat lain dari biji anggur adalah kemampuannya untuk mengerem laju penuaan, mencegah penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis) yang sering kali menjadi penyebab stroke dan serangan jantung.

”Biji anggur mengandung senyawa proantosianidin (proanthocyanidin). Senyawa ini mampu merangsang pembentukan jaringan kolagen yang akan menggantikan kulit tua dan rusak, karena itulah ia mampu mengerem laju penuaan pada manusia,” urainya panjang lebar.

Proantosianidin populer dengan istilah OPC, senyawa ini merupakan gabungan dari kata pro, antioksidan dan antisianin. Antisianin adalah pigmen warna merah yang muncul pada tanaman ketika buah matang atau daun-daun menua kemudian gugur. Pro sama artinya dengan pra, maksudnya sebelum atau bahan baku. Jadi, secara harfiah proantosianidin berarti bahan baku pembentukan pigmen merah antosianin.

Penanggung Jawab Kesehatan Pabrik Gula (PG) Krebet ini menceritakan, OPC ditemukan oleh Dr Jacques Masquelier yang melakukan penelitian tentang warna merah yang terdapat pada kacang. Alih-alih menemukan racun sesuai studi awal, Dr Jacques justru menemukan senyawa yang positif.

”Penemuan itu kemudian berkembang ke objek lain termasuk anggur dan bijinya,” jelas pria yang tinggal di kawasan Sawojajar ini.
Febri menambahkan, kekuatan antioksidan OPC sangat besar. Jika dibandingkan, kekuatan OPC bisa 20 kali lipat dibandingkan dengan vitamin C, A maupun E. Berdasarkan penelitian, kekuatan ini bersumber dari banyaknya jumlah ikatan rangkap atom karbon dalam rantai molekul OPC.
”Keunikan komposisi molekulnya menjadikan OPC dalam biji anggur mampu melumpuhkan jauh lebih banyak radikal bebas dan menggiatkan peremajaan sel sehingga memperlambat penuaan dini,” tegasnya.

Pria yang juga aktif sebagai dokter di Unit Kesehatan Sekolah (UKS) SMAN 1 ini menguraikan, aktivitas OPC menjadikan sel-sel darah merah cukup mengandung oksigen, sehingga terhindar dari perlengketan satu sama lain. Dengan demikian, aliran oksigen dan nutrisi dalam pembuluh darah berlangsung lancar. Selain sel kulit akan terjaga kesegarannya, kondisi ini juga membuat organ-organ tubuh tetap sehat, serta mengurangi risiko stroke dan serangan jantung.

Apabila dibandingkan dengan suplemen antioksidan vitamin A dan E, Febri mengatakan suplemen ekstrak biji anggur lebih aman sebab OPC bersifat larut dalam air, sehingga kelebihan dosis asupan OPC akan dibuang ke luar dari tubuh terutama bersama urine.

”Jadi ketika Anda terlalu banyak makan anggur dan bijinya. Efek yang mungkin akan timbul adalah, sering buang air kecil,”.