Jumat, 28 Oktober 2011

Bahaya Antibiotik

Antibiotik telah banyak digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Tapi ada beberapa efek samping antibiotik yang mengejutkan dan belum banyak diketahui orang. Apa saja?

Antibiotik merupakan senyawa atau kelompok obat yang dapat mencegah perkembangbiakan berbagai bakteri dan mikroorganisme berbahaya dalam tubuh. Selain itu, antibiotik juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa dan jamur. Tapi belum banyak orang yang tahu bahwa antibiotik juga dapat menyebabkan efek samping yang cukup membahayakan.

Berikut beberapa efek samping antibiotik:
1. Gangguan pencernaan
Salah satu efek samping antibiotik yang paling umum adalah masalah pencernaan, seperti diare, mual, kram, kembung dan nyeri.

2. Gangguan fungsi jantung dan tubuh lainnya
Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung abnormal, sakit kepala parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air kecing berwarna gelap dan batu ginjal dan masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.

3. Infeksi
Efek samping yang paling rentan dirasakan perempuan adalah infeksi jamur pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan keputihan, gatal dan vagina mengeluarkan bau serta cairan.

4. Alergi
Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-tahun. Alergi yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan di mulut atau tenggorokan.

5. Resistensi (kebal)
Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau tidak mempan lagi dengan antibiotik. Ketika seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi. Semakin tinggi dosis maka akan semakin menimbulkan efek samping yang serius dan mengancam jiwa.

6. Gangguan serius dan mengancam nyawa
Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek samping yang sangat serius, seperti disfungsi atau kerusakan hati, tremor (gerakan tubuh yang tidak terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.

Cara Membersihkan Karat Dengan Soft Drink

Alat dan Bahan
Minuman bersoda (soft drink) dalam satu gelas ukuran tinggi, alat yang berkarat (misalnya alat pembuka botol dan mur), dan wadah.

Cara Kerja
  1. Cara pertama: Rendam terlebih dahulu kain di dalam segelas soft drink selama satu jam.
  2. Setelah itu gosokkan kain pada bagian yang berkarat.
  3. Cara kedua: Rendam alat berkarat yang terbuat dari besi itu di dalam wadah dengan soft drink selama satu jam.
  4. Langkah terakhir, usai direndam selama satu jam angkat alat yang berkarat itu dari dalam wadah lalu bersihkan dengan kain.
  5. Lihatlah serpihan karat di alat pembuka botol telah rontok. Untuk membuatnya berfungsi kembali gosoklah alat pembuka botol yang telah dibersihkan tersebut dengan menggunakan lap.
Mengapa Begitu?
Tingkat keasaman atau PH rata-rata dari soft drink adalah 3,4. Ini sangat tinggi. Artinya tingkat keasaman ini cukup kuat untuk melarutkan gigi dan tulang! Karat pada alat dan kotoran pada keramik saja bisa ‘rontok’ oleh asam dan segala bahan campuran yang ada pada soft drink, apalagi gigi dan organ pencernaan dalam tubuh manusia. Maa syaa Allah, sungguh mengerikan!

Tahukah Anda bahwa tubuh kita berhenti menumbuhkan tulang pada usia sekitar 30 tahun?! Setelah itu setiap tahunnya tulang akan larut melalui urine tergantung dari tingkat keasaman makanan yang masuk ke dalam tubuh kita. ‘Larutan tulang’ itu berkumpul di dalam arteri, urat nadi, kulit, urat daging, dan organ. Hal tersebut akan mempengaruhi fungsi ginjal dalam membantu pembentukan batu ginjal.

Apakah Anda pernah mencoba menaruh gigi patah di dalam botol soft drink? Subhanallah, dalam sepuluh hari gigi tersebut dapat melarut dalam cairan tersebut! Tentunya Anda dapat membayangkan, jika gigi yang keras saja bisa melarut maka apakah yang akan terjadi dengan usus dan lapisan perut kita yang halus jika kita terus-menerus meminum soft drink! Soft drink memiliki kandungan gula yang tinggi, bersifat asam, dan mengandung banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna.

Banyak orang yang menyenangi makan didampingi minuman soft drink yang dingin. Anda juga termasuk yang demikian?

Simaklah penjelasan berikut ini:
Tubuh kita mempunyai suhu optimum 37°C agar enzim pencernaan dapat berfungsi, sedangkan suhu soft drink dingin jauh di bawah 37°C, terkadang mendekati 0°C. Akibatnya, enzim tidak bekerja dengan baik dan memberi beban berlebih pada sistem pencernaan kita. Malahan makanan yang sudah bercampur dengan soft drink akan menjadi seperti ‘difermentasi’. Akibatnya, makanan tadi akan menghasilkan bau, gas, sisa busuk, dan racun yang diserap oleh usus lalu diedarkan oleh darah ke selruh tubuh. Penyebaran racun ini menyebabkan berbagai macam penyakit. Apa kiranya yang mungkin terjadi apabila setiap hari kita meminum soft drink dingin seusai makan? Rusaklah sudah pencernaan kita!

Tahukah Anda?
Soft drink juga dapat menghilangkan noda lemak pada pakaian. Caranya tuangkan segelas soft drink pada pakaian yang bernoda lemak, tambahkan deterjen, diamkan selama 10 menit, setelah itu kucek pelan-pelan. Kegunaan lainnya adalah membersihkan kabut pada kaca depan mobil. Subhanallah!

Di Universitas Delhi pernah diselenggarakan sebuah kompetisi meminum soft drink. Akhirnya kompetisi dimenangkan oleh seorang mahasiswa yang berhasil menenggak 8 botol soft drink! Tapi dia tidak dapat menikmati kemenangannya itu karena dia meninggal seketika! Apa penyebabnya? Dia mengalami kelebihan karbondioksida dalam darah dam kekurangan oksigen akibat meminum soft drink. Bagaimana, apakah Anda masih berminat meminum soft drink setiap hari?

Selasa, 11 Oktober 2011

Rahasia Ayyamul Bidh

Pernah dengar puasa pertengahan bulan?
Yap! Puasa pertengahan bulan itu sering disebut dengan AYYAMUL BIDH.
Rasulullah selalu melaksanakan Ayamul Bidh setiap 3 hari pada tengah bulan, yaitu setiap tanggal 13, 14, dan 15 (pada bulan Hijriyah). Dalam sebuah riwayat disebutkan, Ibnu Abbas ra. berkata : "Adalah Rasulullah SAW tidak pernah meninggalkan berpuasa pada hari putih (tanggal 13, 14, dan 15) baik dalam bepergian atau di rumah." (HR. Thabrani)

Dalam riwayat lain disebutkan pula,
Dari Abu Dzar ra. berkata, Rasulullah bersabda : "Jika kamu berpuasa tiga hari dari satu bulan maka berpuasalah pada tanggal 13, 14, dan 15." (HR. Nasa', Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

Apakah rahasia dari Ayamul Bidh ini sehingga Rasulullah tak pernah luput dari mengerjakannya?
Dan mengapa pula dianjurkan pada tanggal-tanggal itu?

Pernah dengar Dracula? Vampire? Atau kuntilanak?
Ya, semua hantu itu dikabarkan sering berkeliaran di malam hari khususnya ketika bulan purnama.
Lho??? Apa hubungannya ayamul bidh dengan hantu dan bulan purnama?
Ya, kalo’ dengan hantunya sih nggak terlalu berhubungan, tapi, yaumul bidh berhubungan dengan bulan purnamanya.
Jadi, hubungannya apa?

Kita tentu sdh tau bahwa pertengahan bulan Hijriah adalah waktu munculnya bulan purnama. Nah, saat bulan purnama bersinar (kayak lagu aja, hehehe…), terjadilah yang namanya pasang air laut. Letak bulan yang dekat dengan bumi menyebabkan gaya grafitasi bulan mempengaruhi ketinggian air laut dimuka bumi, dan terjadilah pasang air laut.

Terus??
Ternyata, grafitasi dari bulan ini tak hanya mempengaruhi kondisi bumi (benda mati) tetapi juga benda hidup. Terutama manusia.

Lho? Kok bisa?
Seorang peneliti berkebangsaan Amerika pernah mengadakan penelitian mengenai kondisi kejiwaan manusia ketika terjadi bulan purnama. Penelitian itu menyimpulkan bahwa kondisi kejiwaan manusia saat bulan purnama cenderung lebih labil, emosional, dan tidak terkendali. Semua perasaan menjadi mudah membuncah dari dalam diri. Mudah marah, mudah tersinggung, mudah senang, mudah sedih, pokoknya semua sifat yang ada pada dirinya menjadi lebih mudah ter‘upload’ dari dirinya. Mungkin inilah salah satu penyebab banyak mitos dan film yang mengaitkan antara monster atau hantu dengan bulan purnama.

Coba kita perhatikan dua fenomena ini.
Puasa, pada dasarnya menuntun kita agar menundukkan nafsu kita. Ketika kita berpuasa, kita dituntut untuk dapat mengendalikan emosi kita dan menjaga syahwat kita.
Ketika ilmu sains modern mengungkapkan adanya kelabilan emosi manusia saat bulan purnama, Islam telah menganjurkan untuk melaksanakan puasa tepat saat munculnya sang bulan purnama. Islam telah memberi jalan pada umatnya agar tidak terkena pengaruh kelabilan emosi yang terjadi pada tanggal tersebut. Rasulullah menganjurkan kita berpuasa, agar hati kita selalu terjaga dari amarah, nafsu, dan segala sifat buruk lain yang cendrung lebih meluap pada saat itu dibanding saat-saat lainnya.
Subhanallah...

Inilah hikmah di balik sunnah.
Tak heran jika Rasul tak pernah meninggalkan ayamul bidh. Tak heran pula jika Rasulullah menganjurkan kita untuk berpuasa 3 hari setiap bulan, terutama pada pertengahan bulan. Ternyata anjuran tersebut memiliki rahasia yang tak disangka-sangka. Ternyata memang segala amalan yang dianjurkan dalam Islam ini selalu memiliki hikmah yang tersembunyi yang luar biasa dahsyatnya. Lalu, masihkah ragu dan malas-malasan melaksanakan perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah?

Senin, 10 Oktober 2011

Imunisasi vs Vaksinisasi

Sistem Imun
Imun atau daya tahan tubuh merupakan suatu hal yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Alloh telah menciptakan manusia dengan sempurna, termasuk membekali manusia dengan suatu system yang berguna mencegah, melawan dan membunuh gangguan mikroorganisme (bakteri, virus, dan parasit). Sistem tersebut biasa di sebut daya tahan tubuh atau sistem imun. Ada daya tahan tubuh lini pertama (kulit, selaput lendir saluran pernafasan dan pencernaan, air mata, asam lambung, air liur) yang berfungsi sebagai benteng umum pertahanan tubuh. Kemudian ada sistem imun lini kedua, yang berperan jika benteng pertama gagal menghalau musuh. Sistem imun lini kedua ini diperankan oleh leukosit (sel darah putih) dan turunannya seperti limfosit, makrofag, sel B (menghasilkan immunoglobulin), sel T dan lainnya.

Imunisasi
Imunisasi adalah usaha untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas). Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi pasif dan aktif. Imunisasi pasif adalah tubuh mendapatkan antibodi (immunoglobulin) secara langsung (sudah jadi). Imunisasi pasif alami dan terbaik adalah ASI, karena ASI kaya dengan immunoglobulin. Imunisasi pasif buatan contohnya adalah ATS (anti tetanus serum). Imunisasi aktif adalah tubuh dirangsang untuk membuat antibodi baik secara alami maupun buatan. Imunisasi aktif alami adalah tubuh membuat antibodi jika terkena kuman secara alami. Sedangkan imunisasi aktif buatan adalah tubuh membuat antibodi karena diberi kuman dari luar dengan cara vaksinasi (memasukkan vaksin). Vaksin adalah kuman atau bagian dari kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan. Jika tubuh sudah mempunyai antibodi khusus terhadap suatu kuman, maka diharapkan pada saat tubuh kemasukan kuman untuk kedua kalinya dapat segera merespon dan melawan dengan baik, sehingga tidak menyebabkan penyakit, atau jika terkena sakitpun gejalanya ringan dan tidak menyebabkan komplikasi.

Vaksinasi dan permasalahannya
Vaksinasi ada berbagai macam antara lain vaksinasi BCG, DPT, Polio, Hepatitis B, Hib, MMR, Cacar air, Hepatitis A, Typhoid dan meningitis. Pembuatan vaksin memang menjadi permasalahan tersendiri bagi umat muslim, karena dalam proses tersebut bercampur dengan barang yang haram. Sebagai contoh vaksin polio dibiakkan menggunakan media dari babi. Beberapa vaksin juga dapat diperoleh dari aborsi calon bayi manusia yang sengaja dilakukan, anatara lain vaksin untuk cacar air, Hepatitis A dan MMR. Untuk vaksin polio MUI telah mengelarkan fatwa Halal dalam kondisi darurat, karena ada kaidah usul fikih yang menyebutkan bahwa mencegah kemudharatan lebih didahulukan daripada mengambil manfaatnya. Meskipun ada pendapat yang mengatakan biarkan tubuh mebentuk kekebalannya sendiri secara alami. Dr.William Howard dari USA mengatakan tubuh telah memiliki metode sendiri untuk pertahanan yang tergantung vitalitas tubuh saat tertentu.Kita tidak dapat mengubah vitalitas tubuh menjadi lebih baik justru dengan menggunakan berbagai jenis racun(vaksin) ke dalam tubuh tersebut

Tuntunan Agama dalam menjaga kesehatan Anak
1. Berikanlah ASI ekslusif (tanpa makanan lainnya) selama 6 bulan, dan dilanjutkan sampai dengan dua tahun. Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. (QS Al-Baqarah : 233) karena ASI mengandung antibodi.

2. Lakukan tahnik pada bayi, yaitu dengan mengunyah makanan hingga halus, biasanya kurma atau madu, kemudian dioleskan di langit-langit bayi, hal ini dijelaskan dalam hadits Bukhari-Muslim. Tahnik sebaiknya dilakukan oleh orang yang sehat, dan tidak terkena penyakit HIV/AIDS, hepatitis B, Tbc atau penyakit lainnya. Tahnik merupakan sebuah upaya memperkenalkan bayi pada berbagai potensi penyakit dari luar. Dan juga merupakan cara memasukkan bakteri baik (probiotik) ke dalam tubuh bayi, karena di dalam mulut banyak terdapat bakteri baik.

3. Berikan makanan yang baik. Yaitu makanan yang menigkatkan daya tahan tubuh, dan tidak merusak tubuh. Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS An-Nahl : 114). Makanan yang baik antara lain sayuran, buah-buahan, tahu, tempe, ikan, atau lainya yang diolah secara sederhana, tanpa bahan pewarna, pengawet, penyedap rasa dan zat tambahan lainnya yang merugikan tubuh.

4. Ajari anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, jangan mengunci anak di dalam rumah, menonton televisi, dan bermain play stasion. Sosialisi dengan lingkungan penting untuk membiasakan anak terkena kuman, sehingga melatih daya tahan tubuhnya.
 
Sehubungan dengan adanya penyakit-penyakit yang berkembang saat ini dan telah beredarnya pemahaman metode kedokteran yang disebarluaskan oleh metode kedokteran barat, maka sebagai umat muslim sangat prihatin sekali dengan kondisi ini.

Metode kesehatan ala modern dengan teori trial and error mengatakan bahwa, penyakit itu bisa disembuhkan bila disuntikkan virus dan bakteri yang bersumber dari penyakit, agar manusia kebal. Sehingga manusia dapat melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum Allah, tetapi tidak terkena penyakitnya.

Contohnya, agar anak-anak tidak terkena penyakit kelamin/HIV atau penyakit kelamin lainnya ketika mereka melakukan sex bebas, maka disuntikkan vaksin HIV pada usia anak-anak. Itulah yang dikutip dari buku “What your doctor may not tell you about children’s vaccination”, oleh Stephanie Cave & Deborah Mitchell, keduanya dokter dari Amerika.

Sentra pengendalian penyakit di AS, pada februari 1997 (ACIP) dari CDL, berkumpul untuk membuat kebijakan vaksin bagi AS. Neal Haley MD, ketua komite penyakit menular dari Akademi AS untuk dokter spesial anak, mengajukan topik vaksin HIV. Ia mengatakan “kami sungguh-sungguh melihat bahwa usia 11 s/d 12 tahun sebagai usia target vaksin guna pencegahan penyakit seksual”. Jadi orang tua dari para bayi, balita atau anak kecil akan segera menghadapi kemungkinan mendapat vaksin HIV untuk anak-anak. Vaksin ini dimaksudkan untuk mencegah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual, seperti khlamidia, herpessimpleks, neisseria gonorhea, HIV/AIDS dll.

Jadi pemikiran mereka, jika tubuh manusia disuntikkan virus yang dilemahkan, maka tubuh akan melakukan anti body terhadap virus tadi. Virus yang disuntikkan ke tubuh itu adalah virus yang diambil dari cairan darah orang yang terkena penyakit AIDS/HIV, Hepatitis B, Herpes, dll, yang melakukan sex bebas, peminum alkohol, narkotika dan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum Allah. Lalu dibiakkan di media-media seperti ginjal kera, lambung babi, ginjal anjing, sapi anthrax, menggunakan jaringan janin manusia yang digugurkan, ditambahkan merkuri/timerosal/air raksa atau logam berat sebagai bahan pengawetnya. Vaksin-vaksin yang dihasilkan antara lain adalah vaksin polio, MNR, rabies, cacar air dll.

Celakanya bayi-bayi tak berdosa yang tidak melakukan kerusakan, pelanggaran terhadap hukum Allah, sengaja diberikan virus-virus itu, dengan pemikiran agar anak-anak itu kebal. Sehingga ketika melanggar hukum allah, dimungkinkan tidak terkena azab-Nya. Celakanya pula, ini diberikan kepada anak-anak muslim.
Sebenarnya vaksin-vaksin ini juga telah banyak memakan korban anak-anak Amerika sendiri, sehingga banyak terjadi penyakit kelainan syaraf, anak-anak cacat, autis, dll. Tetapi penjualan vaksin tetap dilakukan walau menimba protes dari rakyat Amerika. Hanya saja satu alasan yang negara Amerika pertahankan, yaitu bahwa vaksin adalah bisnis besar.

Sebuah badan peneliti teknologi tinggi internasional yaitu Frost & Sullivan, memperkirakan bahwa pangsa pasar vaksin manusia dunia akan menguat dari 2,9 miliar USD tahun 1995, melonjak menjadi lebih dari 7 miliar USD tahun 2001. Ini diambil dari ideologi kapitalis yang mereka emban, hingga membunuh bayi, anak-anak atau manusia lain, mereka lakukan demi uang dan kekuasaan.

Ketika anak-anak terimunisasi, mulailah jerat obat-obatan produk AS membanjiri negeri-negeri muslim yang tunduk pada AS dan membiarkan rakyatnya sendiri teracuni akibat pemikiran kapitalis AS. Obat-obat beracun yang mahal harganya ini praktis menguras keuangan orang-orang muslim, teracuni obat-obat kimia sintetis termasuk benda-benda haram, agar doa-doa orang miskin tertolak oleh Allah SWT. Ini semua akibat kebodohan orang-orang muslim, yang tidak percaya kepada metode kesehatan menurut Rasulullah SAW, yaitu Thibbun Nabawy.

Dalam hal obat-obatannya, pengobatan Thibbun Nabawy yang murni alami, tidak boleh dicampuradukkan dengan pengobatan yang menggunakan bahan kimia sintetis (QS. 2 : 42). Tetapi dalam hal teknologi misalnya alat-alat radiologi, stetoskop, bladpressure (alat pengecekan tekanan darah) dll, boleh saja kita gunakan. Jadi Indonesia membutuhkan rumah sakit dengan peralatan canggih, tetapi obat-obatan menggunakan yang alami dan bukan dari barang/benda haram.

Jemaah haji Indonesi juga diwajibkan divaksin dengan vaksin miningitis. Dimana keharusan ini adalah dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan RI, yang berada dibawah naungan WHO dan PBB. Menurut informasi yang di dapatkan dari Departemen Kesehatan RI bahwa vaksin miningitis ini adalah salah satu syarat untuk melaksanakan ibadah haji. Jadi setiap calon jemaah haji akan mendapatkan sertifikat telah tervaksin/terimunisasi. Kalau tidak maka tidak diberangkatkan. Apakah ini tidak berlebihan?

Apakah vaksin miningitis? Vaksin ini diberikan dengan maksud (menurut mereka) untuk melindungi jemaah haji indonesia dari penyakit meninglokal, yang disebabkan oleh organisme Neisseria meningitis yang menyebabkan infeksi pada selaput otak dan meningokomeia atau infeksi darah atau keracunan darah, yang penyebarannya melalui bersin batuk dan bicara.

Vaksin yang disuntikan ke tubuh calon jemaah haji ini adalah bakteri meningokokus yang awalnya diambil dari cairan darah orang amerika yang terkena meningitis. Bakteri ini timbul karena pola kebiasan meminum alkohol dan perokok aktif dan kehidupan malam yang serba bebas.

Vaksin ini tidak juga memberikan perlindungan utuh. Vaksin ini hanya mengurangi resiko penyakit meningokal yang disebabkan oleh Serogroup A, C, Y dan W 135. Sehingga 30% perkiraan kasus penyakit tetap terkena pada seluruh kelompok usia. Vaksin efektif hanya untuk 3 s/d 5 tahun. Vaksin ini mengandung timerosal/air raksa sebagai bahan pengawet serta merupakan salah satu bahan pencetus kanker (karsinogen) dan kelainan-kelainan syarat, sehingga berdampak buruk pada sel-sel otak dan organ-organ tubuh jemaah haji. Beberapa jamaah haji Indonesia mengalami gejala-gejala seperti biru-biru di seluruh tubuh, jantung berdebar-debar, nyawa seperti melayang, rasa ketakutan, pusing, mual, setelah divaksin.

Pertanyaannya sekarang adalah apakah vaksinasi merupakan rukun haji? Kini vaksin tersebut dapat menyebabkan seseorang batal berangkat haji. Kedudukannya sudah melebihi rukun dan wajib haji. Ada apa sebenarnya di balik itu semua?

Kehalalan Vaksin
Vaksinasi adalah aktifitas yang tidak asing lagi pada kalangan ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita. Kegiatan ini sesungguhnya adalah memberikan suatu zat tertentu pada tubuh si anak baik secara oral atau pun injeksi. Tujuan dari vaksinasi adalah pembentukan kekebalan tubuh si anak bayi/balita sesuai dengan vaksin yang disuplai.

Tapi apakah selama ini kita mengetahui dari bahan apa dan bagaimana cara vaksin untuk bayi atau pun balita kita dibuat? Kita mungkin lebih sering mempertimbangkan apa reaksi yang harus dipantau dari penggunaan vaksin tersebut pada bayi atau balita kita. Tetapi sangat sedikit bahkan mungkin luput dari pantauan kita dari apa vaksin-vaksin tersebut dihasilkan.

Apa itu vaksin dan vaksinasi
Vaksin adalah sebuah senyawa antigen yang berfungsi untuk meningkatkan imunitas tubuh terhadap virus. Terbuat dari virus yag telah dimatikan atau “dilemahkan” dengan menggunakan bahan-bahan tambahan lainnya seperti formalaldehid, thymerosal dan lainnya. Sedangkan vaksinasi adalah suatu usaha memberikan vaksin tertentu kedalam tubuh untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit /virus tersebut.

Vaksin dan sistem kekebalan tubuh
Pemberian vaksin dilakukan dalam rangka untuk memproduksi sistem immune (kekebalan tubuh) seseorang terhadap suatu penyakit. Berdasarkan teori antibody, ketika benda asing masuk seperti virus dan bakteri ke dalam tubuh manusia, maka tubuh akan menandai dan merekamnya sebagai suatu benda asing. Kemudian tubuh akan membuat perlawanan terhadap benda asing tersebut dengan membentuk yang namanya antibody terhadap benda asing tersebut. Antibodi yang dibentuk bersifat spesifik yang akan berfungsi pada saat tubuh kembali terekspos dengan benda asing tersebut.

Dr. J. Anthony Morris, former Chief Vaccine Control Officer and research virologist, US FDA mengatakan bahwa ada banyak hal yang membuktikan bahwa imunisasi pada anak lebih banyak dampak buruknya daripada manfaatnya.

Dr. Willian Howard dari USA mengatakan bahwa tubuh telah memiliki metodenya sendiri untuk pertahanan, yang tergantung pada vitalitas tubuh pada saat tertentu. Jika vitalitas tubuh cukup, maka tubuh akan bertahan terhadap seluruh infeksi, tetapi sebaliknya jika tidak maka pertahanan akan lemah.
Sesungguhnya kita tidak dapat mengubah vitalitas tubuh menjadi lebih baik justru dengan menggunakan berbagai jenis racun (vaksin) kedalam tubuh tersebut.

Vaksin dan Tinjauan Kehalalannya
Pekan Imunisasi Nasional (PIN) yang diselenggarakan di Indonesia pada Agustus tahun lalu, sempat bermasalah dibeberapa wilayah di Indonesia.Permasalahannya beberapa daerah tersebut (Jawa Barat, Jawa Timur, Lampung dan Banten) menolak pemberian vaksin polio karena diragukan kehalalannya. Yaitu dalam proses pembuatan vaksin tersebut menggunakan ginjal kera sebagai media perkembangbiakan virus, demikian penjelasan dari Utang Ranuwijaya anggota Komisi Pengkajian dan Pengembangan MUI. Alhasil keputusan MUI No.16 tahun 2005 mengeluarkan fatwa kehalalan atas vaksin polio tersebut.

Memang kalau kita mau telaah lebih lanjut, masih banyak sekali jenis-jenis vaksin yang bersumber dari bahan-bahan yang diharamkan. Seorang pakar dari Amerika mengatakan bahwa vaksin polio dibuat dari campuran ginjal kera, sel kanker manusia, serta cairan tubuh hewan tertentu termasuk serum dari sapi, bayi kuda dan ekstraks mentah lambung babi.

Selain sumber-sumber diatas, beberapa vaksin juga dapat diperoleh dari aborsi calon bayi manusia yang sengaja dilakukan. Vaksin untuk cacar air, Hepatitis A dan MMR diperoleh dengan menggunakan fetal cell line yang diaborsi, MRC-5 dan WI-38.Vaksin yang mengandung MRC-5 dan WI-38 adalah beberapa vaksin yang mengandung cell line diploid manusia.

Penggunaan janin bayi yang sengaja digugurkan ini bukan merupakan suatu hal yang dirahasiakan kepada publik. Sel line janin yang biasa digunakan untuk keperluan vaksin biasanya diambil dari bagian paru-paru, kulit, otot, ginjal, hati, thyroid, thymus dan hati yang diperoleh dari aborsi yang terpisah. Penamaan isolat biasanya dikaitkan dengan sumber yang diperolah misalnya WI-38 adalah isolat yang diperoleh dari paru-paru bayi perempuan berumur 3 bulan.

Ada suatu kaidah usul Fiqh yang mengatakan bahwa mencegah kemudharatan lebih didahulukan daripada mengambil manfaatnya. Demikian alasan yang dijadikan dasar hukum pengambilan keputusan terhadap kehalalan vaksin polio sekalipun diketahui bahwa vaksin tersebut disediakan dari bahan yang tidak diperkenankan dalam Islam.

Namun demikian kita tidak bisa hanya bertahan pada kondisi darurat, melainkan juga melakukan usaha untuk perbaikan. Seperti misalnya usaha yang akan dilakukan oleh PT. Bio Farma yang dalam 3 tahun mendatang akan memproduksi vaksin polio halal. Masih banyak lagi area bagi masyrakat muslim yang kompeten dalam bidang tersebut, untuk melakukan perbaikan. Sehingga Indonesia, yang jumlah balitanya cukup banyak (data tahun 2005: 24 juta balita Indonesia), dimana hampir 90 % nya adalah muslim merasa aman dan tentram untuk melakukan vaksinasi-imunisasi. Siapa dari kita yang akan menangkap peluang ini? Wallahualam bisshawab.

Teori pemberian vaksin yang menyatakan bahwa “memasukkan bibit penyakit yang telah dilemahkan kepada manusia akan menghasilkan pelindung berupa anti bodi tertentu untuk menahan serangan penyakit yang lebih besar. Benarkah?

Tak Masuk Akal, Apa saja racun yang terkandung dalam vaksin? Beberapa racun dan bahan berbahaya yang biasa digunakan seperti Merkuri, Formaldehid, Aluminium, Fosfat, Sodium, Neomioin, Fenol, Aseton, dan sebagainya. Sedangkan yang dari hewan biasanya darah kuda dan babi, nanah dari cacar sapi, jaringan otak kelinci, jaringan ginjal anjing, sel ginjal kera, embrio ayam, serum anak sapi, dan sebagainya. Sungguh, terdapat banyak persamaan antara praktik pengobatan zaman dulu kala dengan pengobatan modern. Keduanya menggunakan organ tubuh manusia dan hewan, kotoran dan racun.

Dr. William Hay menyatakan, “Tak masuk akal memikirkan bahwa Anda bisa menyuntikkan nanah ke dalam tubuh anak kecil dan dengan proses tertentu akan meningkatkan kesehatannya. Tubuh punya cara pertahanan tersendiri yang tergantung pada vitalitas saat itu. Jika dalam kondisi fit, tubuh akan mampu melawan semua infeksi, dan jika kondisinya sedang menurun, tidak akan mampu. Dan Anda tidak dapat mengubah kebugaran tubuh menjadi lebih baik dengan memasukkan racun apapun juga ke dalamnya.”
Cuplikan dari9 ramses3.multiply.com >>> (dari British National Anti- Vaccination League)

Imunisasi Bukan Vaksinisasi!

Buletin BRC :: Kita semua mungkin berpandangan bahwa ‘imunisasi’ (baca : vaksinasi) adalah barang wajib. Bukan orang tua yang baik kalau tidak mengimunisasi anak secara lengkap. Selama ini masyarakat hanya mendapat informasi dari satu sisi yang cenderung sangat positif.

Di awal, saya sengaja menulis kata imunisasi dalam tanda kutip, untuk menegaskan perbedaan mendasar antara imunisasi dengan vaksinasi. Imunisasi adalah upaya merangsang penguatan sistem imunitas (kekebalan) tubuh. Sementara vaksinasi hanyalah salah satu usaha melakukan imunisasi dengan cara memasukan vaksn (kuman penyakit yang sudah dilemahkan) ke dalam tubuh.

Sebuah majalah terbit komunitas muslim di Amerika, Al Jumuah volume 14 mengupas masalah imunitas dari sudut pandang yang berbeda yang ditulis Dr. Aisha Hamdan. Segala hal positif yang selama ini dipahami masyarakat tentang imunisasi, dinyatakan Aisha adalah mitos. Aisha mengemukakan pandangannya itu dengan banyak data dan kasus. Australia termauk Negara yang tidak mewajibkan warganya imunisasi. Hanya setengah warga Australia yang mau menerima imunisasi, Kemungkinan sakit kelompok uyan menerima imunisasi dengan kelompok yang menolak imunisasi di tempat yang sama, tidak berbeda. Dalam kasus dipteri meski imunisasi berjalan, kasus dipteri di Prancis naik 30 persen, di Hungaria naik 55 persen, bahkan di Jenewa (Swiss), naik hingga tiga kali lipat. Belum lagi imunisasi pertusis (batuk rejan). Tingkat efektivitas imunisasi tersebut hanya 50 persen. Kasus yang terjadi di Kansas (Amerika) menunjukan 90 persen penderita batuk rejan adalah orang yang sudah diimunisasi pertusis.

Sebuah lembaga pengembangan sains di Inggris mencatat bahwa penyakit anak di Negara tersebut bisa mencapai 90 persen pada periode 1850-1940. Ini terjadi jauh sebelum imunisasi dikenalkan secara massal. Singkatnya imunisasi bukan perangkat yang lengkap untuk mengamankan anak balita. Sebaliknya, program tersebut justru menjadi bahaya tersendiri bagi balita.Pada tahun 1986, Kongres Amerika membuat The National Childhood Vaccine Injury Act (Peraturan untuk anak-anak korban imunisasi). Laporan itu diyakini belum mencerminkan kondisi nyata di negeri Paman Sam itu, Estimasi lapangan menyatakan bahwa sebenarnya, anak yang menjadi korban imunisasi bisa mencapai 120 ribu pertahun. Aturan soal imunisasi yang dibuat kongres mewajibkan Negara untuk membayar 25o ribu dolar AS kepada keluarga yang bayinya meninggal kerena pengaruh imunisasi. Sedangkan bayi yang mengalami gangguan otak karena imunisasi , harus dikompensasi dengan uang jutaaan dolar AS.

Pada 1997 dilaporkan Al Jumuah,lebih dari 802 juta dollar AS dana yang harus diberikan kepada para korban imunisasi bisa mencapai 1,7 miliar dolar. Lebih berbahaya lagi, ternyata dalam vaksin yang disuntikkan melalui imnisasi terkandung bahan-bahan kimia yang dampaknya bisa berbahaya, Pada dasarnya vaksn mengandung virus dan bakteri mati, komponen-komponen kuman, ekstrak racun atau organisme hidup yang keganasanyya telah dilemahkan. Untuk merangsang reaksi imun yang kuat terhadap organisme-organisme tersebut, pabrik obat menambahkan bahan-bahan perangsang kekebalan seperti squalene, alumunium, lipopolysachararide dll. yang disebut sebagai immune adjuvants.

Kombinasi dari adjuvant dengan orgasnisme yang bersangkutan memicu suatu respons imun (kekebalan) oleh tubuh, mirip seperti yang terjadi pada infeksi alami, kecuali satu perbedaan besar. Yaitu hampir tidak ada penyakit-penyakit tersebutt memasuki tubuh melalui injeksi. Umumnya masuk melalui selaput lender hidung, mulut, saluran napas, atau saluran cerna. Akibatnya , suntikan vaksin justru menghasilkan system imun yang abnormal.Celakanya lagi, immune adjuvants ini menimbulkan stimulasi dalam kurun waktu yang panjang, yang justru berpotensi menimbulkan kerusakan sel-sel tubuh. Belum lagi sampai saat ini bahan-bahan vaksin maupun proses produksinya belum bisa dijamin kehalalannya. Seperti dilansir majalah Suara Hidayatullah edisi September 2007 , seluruh vaksin yang beredar di dunia saat ini , termasuk vaksin miningtis yang diberikan kepada seliruh jemaah haji, menggunakan bahan haram dalam pembuatannya. Diantaranya enzim babi, ginjal kera, ginjal babi, hingga janin bayi hasil aborsi. (Masya Allah..)

Direktur Pemasaran PT Bio Farma, pabrik vaksin terbesar di Indonesia, Sarimuddin Sulaeman mengatakan, Bio Farma sebenarnya telah mengusahakan pengganti tripsin babi sejak tahun 2006. Namun penelitian ini memakan waktu setidaknya tiga tahun, hingga untuk sementara tripsin tersebut masih tetap digunakan.

Imunisasi Ala Islam
Islam telah mengajarkan agar ibu-ibu menyusui bayinya hingga 2 tahun penuh (Al Baqarah:233). Penelitian modern telah membuktikan bahwa ASI adalah makanan terbaik di dunia. Kandungan gizi di dalamnya sangat efektif untuk membantu tubuh membangun system imun yang optimal. Departemen Kesehatan Amerika Serikat menganjurkan ibu-ibu untuk memberikan ASI eksklisif hingga 6 bulan, sementara di Indonesia sendiri dianjurlan serupa hanya untuk 4 bulan, Rasulullah saw juga biasa melakukan tahnik pada bayi. Tahnik adalah mengunyah makanan hingga halus, biasa kurma, kemudian disuapkan kepada bayi,, Ini dijelaskan dalam hadits Bukhari-Muslim.Orang sering salah interpretasi mengenai tahnik ini, bahkan dicurigai sebagai sarana penularan penyakit dari orang tua kepada anak. Padahal ini justru sebuah upaya memperkenalkan bayi pada berbagai potensi penyakit dari luar. Betul bahwa orang tua sang bayi mungkin mengidap berbagai macam penyakit. Dan jangan lupa bahwa air liur juga bagian dari system imun kita. Nah, informasi (database) penyakit dalam air liur orang tua bersama kuman-kuman yang tentunya juga sudah lemah karena bercampur dengan air liur itulah yang masuk ke tubuh sang bayi melalui mekanisme alamiah (bukan suntikan). Dan ini memberikan stimulasi bagi tubuh bayi untuk mengupdate system imunnya.

Minggu, 09 Oktober 2011

Bahaya Tersembunyi Dalam Vaksin

Apakah Vaksin Itu?

Vaksinasi telah menjadi tulang punggung kesehatan masyarakat sejak dulu. Apabila penyakit berjangkit, vaksinasi muncul dalam benak kita. Ia adalah suntikan kesehatan yang dianggap dokter (bahkan lembaga kesehatan negara) sangat penting sebagai pelindung dari serangan penyakit.

Tujuan Vaksinasi adalah meniru proses penularan penyakit alami dengan kaidah tiruan. Vaksin itu sendiri adalah suntikan yang mengandung berbagai jenis racun yang dimasukan kedalam tubuh. Jika anda menyangka vaksin dapat membasmi kuman atau bebas dari kuman, dugaan anda meleset.

Cara Membuat Vaksin
Vaksin dihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh kuman) yang menyebabkan penyakit. Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus campak, vaksin polio dihasilkan dari virus polio, vaksin cacar dihasilkan dari virus cacar, dll. Perbedaanya terletak pada cara pembuatan vaksin tersebut.

Terdapat 2 jenis vaksin, hidup dan mati. Untuk membuat vaksin hidup, virus hidup dilemahkan dengan melepaskan virus kedalam tisu organ dan darah binatang (seperti ginjal monyet dan anjing, embrio anak ayam, protein telur ayam dan bebek, serum janin sapi, otak kelinci, darah babi atau kuda dan nanah cacar sapi) beberapa kali (dengan proses bertahap) hingga kurang lebih 50 kali untuk mengurangi potensinya. Sebagai contoh virus campak dilepaskan kedalam embrio anak ayam, virus polio menggunakan ginjal monyet, dan virus Rubela menggunakan sel-sel diploid manusia (bagian tubuh janin yang digugurkan). Sedangkan vaksin yang mati dilemahkan dengan pemanasan, radiasi atau reaksi kimia.

Kuman yang lemah ini kemudian dikuatkan dengan Adjuvan (perangsang anti bodi) dan stabilisator (sebagai pengawet untuk mempertahankan khasiat vaksin selama disimpan). Hal ini dilakukan dengan menambah obat, antibiotik dan bahan kimia beracun kedalam campuran tersebut seperti: neomycin, streptomycin, natrium klorida, natrium hidroksida, alumunium hidroksida, alumunium fospat, sorbitol, gelatin hasil hidrolisis, formaldehid, formalin, monosodium glutamat, pewarna merah fenol, fenoksietanol (anti beku), kalium difospat, hidrolysate kasein pankreas babi, sorbitol dan thimerosal (raksa). (Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga menurut Psician’s Desk Reference).

Campuran virus atau bakteri, bahan kimia beracun dan bagian tubuh binatang yang berpenyakit inilah yang disuntikan kedalam tubuh anak atau orang dewasa ketika mendapatkan vaksinasi. Menurut CDC AS, bahan tambahan dicampurkan ke dalam vaksin untuk meningkatkan reaksi imun, mencegah pencemaran mikroba dan memperkuat formula vaksin, serta untuk memastikan vaksin tersebut stabil, bebas kuman dan aman. Namun benarkah anggapan ini?

Bagaimana Vaksin Dihasilkan?

Macam-macam vaksin:
 - Vaksin DPT (Difteria, Pertusis dan Tetanus)
 - Vaksin DtaP (Difteria, Tetanus, dan Acellular Pertusis)
 - Vaksin MMR (Campak, Gondok dan Rubela)
 - Vaksin Polio hidup oral (OPV)
 - Vaksin Polio tidak aktif (IPV)
 - Vaksin Hepatitis B
 - Vaksin Hib
 - Vaksin Varicellazostrer (Cacar Air)
 - Vaksin Cacar

Dalam buku The Consumer’s Guide to Childhood Vaccines, Barbara Loe Fisher, pendiri dan presiden pusat informasi vaksin nasional (yang didirikan untuk mencegah kerusakan tubuh dan kematian akibat vaksin melalui pendidikan umum) menjelaskan proses pembuatan vaksin sebagai berikut :

Vaksin Cacar : Perut anak sapi dicukur kemudian diberikan banyak torehan pada kulitnya. Kemudian virus cacar diteteskan pada torehan itu dan dibiarkan bernanah selama beberapa hari. Anak sapi tersebut dibiarkan berdiri dengan kepala terikat supaya tidak dapat menjilati perutnya. Kemudian anak sapi itu dikeluarkan dari kandang dan dibaringkan diatas meja. Perutnya memborok dan bernanah, nanahnya diambil lalu dijadikan serbuk. Serbuk itu adalah bahan vaksin cacar, virus yang kebetulan terdapat pada anak sapi terbawa kedalamnya. (Walene James, Pengarang Immunization: The Reality Beyond the Myth)

Reaksi Tubuh Terhadap Vaksin
 Apabila ramuan vaksin tersebut memasuki aliran darah anak. Tubuhnya akan segera bertindak untuk menyingkirkan racun tersebut melalui organ ekresi atau melalui reaksi imun seperti demam, bengkak atau ruam pada kulit. Apabila tubuh anak kuat untuk meningkatkan reaksi imun, tubuh anak mungkin akan berhasil menyingkirkan vaksin tersebut dan mencegahnya terjangkit kembali dimasa yang akan datang. Akan tetapi jika tubuh anak tidak kuat untuk meningkatkan reaksi imun, vaksin beracun akan bertahan dalam tisu tubuh.

Timbunan racun ini dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes pada anak-anak, asma, penyakit neurologi, leukimia, bahkan kematian mendadak. Ratusan laporan mencatat efek samping jangka panjang yang buruk terkait vaksin seperti penyakit radang usus, autisme, esenfalitis kronis, skelerosis multipel, artritis reumatoid dan kangker. Sebagian vaksin juga diketahui menyebabkan efek samping jangka pendek yang serius. Pada tanggal 12 Juli 2002, Reuters News Service melaporkan hampir 1000 pelajar sekolah dilarikan ke rumah sakit setelah disuntik vaksin Ensefalitis di timur laut negeri Cina. Para pelajar itu mengalami demam, lemas, muntah dan dalam beberapa kasus terkena serangan jantung setelah divaksinasi.

Kerusakan Tubuh Akibat Vaksin
     Menurut analisa bebas dari data yang dikeluarkan Vaccine Adverse Event Reporting System (VAERS) di AS, pada tahun 1996 terdapat 872 peristiwa buruk yang dilaporkan kepada VAERS, melibatkan anak-anak dibawah 14 tahun yang disuntik vaksin Hepatitis B. Anak-anak tersebut dibawa ke ruang gawat darurat rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan yang mengancam nyawa. Sebanyak 48 anak dilaporkan meninggal setelah mendapatkan suntikan vaksin tersebut.

    Informasi kesehatan juga dipenuhi contoh yang mengaitkan vaksin dengan timbulnya penyakit. Vaksin telah dikaitkan dengan kerusakan otak, IQ rendah, gangguan konsentrasi, kemampuan belajar kurang, autisme, neurologi.

    Vaksin gondok dan campak yang diberikan pada anak-anak misalnya telah menyebabkan kerusakan otak, kanker, diabetes, leukimia, hingga kematian (sindrom kematian bayi mendadak).
    Kajian tahun 1992 yang diterbitkan dalam The American Journal of Epidemiology menunjukan tingkat kematian anak-anak meningkat hingga 8 kali pada jangka waktu 3 hari setelah mendapat suntikan vaksin DPT.
    Kajian awal oleh CDC AS mendapati anak yang menerima vaksin Hib berisiko 5 kali lebih mudah mengidap penyakit tersebut dibandingkan anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin tersebut.
    Pada tahun 1977, Dr Jonas Salk (Penemu vaksin Polio salk) mengeluarkan pernyataan bersama ilmuan lain bahwa 87% dari kasus Polio yang terjadi sejak tahun 1970 adalah akibat dari vaksin Polio.
    Di AS sebelum tahun 1980 terdapat 1 dari 10.000 anak menderita autisme. Pada tahun 2002 Institut Kesehatan Negeri AS mencatat peningkatan angka tersebut menjadi 250 dari 10.000. Kini persatuan orang tua penderita autisme Amerika memperkirakan peningkatan kasus autisme ± 10% per tahun. Vaksin yang mengandung raksa diyakini sebagai penyebabnya.
    Menurut Boyd Haley, pengurus program kimia Universitas Kentucky dan pakar logam beracun ”Thimerosal mampu meresap diprotein otak, ia sangat beracun bagi syaraf dan enzim” Haley pun terlibat dalam penelitian pada bulan Agustus tahun 2003, mendapati banyaknya kandungan raksa pada penderita autisme, yang dapat dianalisa melalui kadar raksa pada rambut mereka yang berarti etil raksa dari thimerosal telah meresap kedalam otak dan organ tubuh lainnya sangat bepotensi menyebabkan kerusakan sistem syaraf dan mengganggu fungsi ginjal.
    Menurut San Jose Mercury News (6 Juli 2002), seorang dari sepuluh anak-anak dan remaja AS mengalami kelemahan fisik dan mental, menurut pengamatan tahun 2000 terdapat pertambahan mendadak angka kecacatan pada penduduk usia muda. Sedangkan pada tahun sebelumnya data menunjukan peningkatan kecacatan pada anak-anak.
    Sampai usia 2 tahun, anak-anak Amerika dilaporkan telah menerima 237 mikrogram raksa melalui vaksin. Kadar ini melebihi ambang batas yang ditetapkan Organisasi Perlindungan Alam AS yaitu 1/10 mikrogram per hari.
    Sebuah penemuan di Amerika menunjukan bahwa vaksin Hepatitis B mengandung 12 mcg raksa (30 kali lipat dari ambang batas), DtaP dan Hib mengandung 50 mcg raksa (60 kali lipat dari ambang batas) dan Polio mengandung 62,5 mcg raksa (78 kali lipat dari ambang batas).

    Di AS hari ini kasus asma, diabetes dan penyakit auto imun pada usia anak telah meningkat 20 kali lipat dari tahun sebelumnya. Gangguan konsentrasi telah meningkat 3 kali lipat.
    Setiap tahun 25.000 bayi Amerika mengalami kematian mendadak. Vaksinasi adalah penyebab terbesar kematian mendadak. Jepang telah meningkatkan usia penerima vaksin sehingga 2 tahun kemudian angka kematian mendadak turun drastis di negara itu (Cherry, et al, 198 8)
    Swedia menghentikan vaksinasi batuk rejan pada tahun 1979 karena ternyata wabah penyakit ini terjadi pada anak-anak yang telah mendapatkan vaksinasi. Setelah itu penyakit ini menjadi penyakit ringan tanpa kasus kematian. Hal ini secara nyata menunjukan bahwa vaksin sebenarnya menyebarkan penyakit.
    Pada tahun 1975, Jerman menghentikan kewajiban vaksin Pertussis, dan jumlah anak yang mengalami penyakit itu turun drastis. Pada tahun 2000 jumlahnya turun sampai 10%.

Bukti diatas menjadikan vaksinasi layak dipertanyakan. Fakta-fakta menjelaskan bahwa vaksin tidak meningkatkan kesehatan anak-anak. Tetapi anehnya vaksin terus-menerus dibuat dan diwajibkan kepada masyarakat.

Sarat Dengan Kimia Beracun
Dapat dikatakan semua jenis vaksin mengandung racun. Dalam banyak keadaan bahan tambahan vaksin (penguat, penetral, pengawet dan agen pembawa) jauh lebih beracun daripada komponen virus atau bakteri dalam vaksin tersebut. Misalnya agen penyebab kanker yaitu formaldehid dan thimerosal dapat merusak otak. Tidak ada orang tua yang berpikir untuk memberi makan anaknya dengan formaldehid (pengawet mayat), raksa atau alumunium fospat. Akan tetapi dengan suntikan vaksin bahan-bahan ini masuk langsung ke dalam aliran darah.

Berikut adalah informasi mengenai resiko kesehatan yang ditimbulkan oleh sebagian bahan beracun utama dalam vaksin, yang disusun dari berbagai sumber termasuk dari Persatuan Pemerhati Vaksin Australia:

    Alumunium: dapat meracuni darah, syaraf,pernapasan, mengganggu sistem imun dan syaraf seumur hidup. Dinyatakan sebagai penyebab kerusakan otak, hilang ingatan sementara, kejang dan koma. (Catatan: dalam jumlah sedikit tidak beracun dan mungkin bermanfaat bagi tubuh. Namun kadarnya dalam vaksin amat tinggi, sekitar 0,5%)
    Ammonium Sulfat: diduga dapat meracuni sistem pencernaan, hati, syaraf dan sistem pernapasan.
    Ampotericin B: Sejenis obat yang digunakan untuk mencegah penyakit jamur. Efek samping nya adalah menyebabkan pembekuan darah, bentuk sel darah merah menjadi tidak sempurna, masalah ginjal, kelesuan dan demam dan alergi pada kulit.
    Beta-Propiolactone: diketahui menyebabkan kanker, meracuni sistem pencernaan, hati, sistem pernafasan, kulit dan organ genital.
    Kasein: perekat yang kuat, sering digunakan untuk melekatkan label pada botol. Walaupun dihasilkan dari susu, didalam tubuh kasein dinggap protein asing yang beracun.
    Formaldehid: penyebab kanker. Zat ini lebih berbahaya dibanding sebagian bahan kimia lain.
    Formalin: Salah satu turunan dari formaldehid. Formalin adalah campuran 37%-40% formaldehid, air dan biasanya 10% metanol. Formalin menempati peringkat ke 5 dari 12 bahan kimia yang paling berbahaya.(Enviromental Defense Fund, AS)
    Monosodium Glutamat (MSG): bagi orang yang alergi pada MSG mungkin akan mengalami perasaan seperti terbakar dibelakang leher, lengan dan punggung atau mengalami sakit dada, sakit kepala, lesu, denyut jantung cepat dan kesulitan bernafas. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS, suntikan glutamate dalam hewan percobaan menyebabkan kerusakan sel syaraf otak.
    Neomycin: antibiotik ini mengganggu penyerapan vitamin B6. Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan epilepsi dan cacat mental.
    Fenol: digunakan dalam pembuatan disinfektan, pewarna, industri farmasi, pelastik dan bahan pengawet. Fenol dapat menyebabkan keracunan sistemik, kelemahan, berkeringat, sakit kepala, muntah-muntah, gangguan mental, syok, hipersensitif, kerusakan ginjal, kejang, gagal jantung atau ginjal dan kematian.
    Fenoksi Etanol (anti beku): menimbulkan bau badan tidak sedap, kerusakan pencernaan, kebutaan, koma dan kematian.
    Polysorbate 20 dan Polysorbate 80: bahan yang meracuni kulit atau organ genital.
    Sorbitol: menyebabkan kerusakan system usus.
    Thimerosal: merupakan unsure ke 2 yang paling beracun kepada manusia setelah uranium. Dapat merusak otak dan sistem syaraf juga dapat mengantarkan pada penyakit autoimun.

12 Hal Yang Harus Diperhatikan
    Dokter tidak mampu menjamin keamanan dan efektifitas vaksin.
    Keamanan vaksin belum diuji dengan benar.
    Vaksinasi didasarkan pada prinsip yang tidak kokoh, sehingga dapat dipertanyakan.
    Vaksin mungkin tercemar.
    Efek samping jangka panjang yang serius.
    Menimbulkan penyakit yang seharusnya dapat disembuhkan.
    Tidak dapat melindungi dari penyakit menular.
    Vaksin berhubungan dengan wabah penyakit.
    Vaksin tidak dapat dipercayai – vaksin tidak resisten terhadap penyakit tetapi resisten terhadap kesehatan.
    Dokter dan profesional kesehatan jarang melaporkan efek buruk vaksin.
    Dokter menolak vaksinasi.
    Vaksinasi lebih mengutamakan keuntungan daripada mengobati.

Para Dokter dan Ilmuan Membantah Vaksinasi
 .“Terdapat banyak bukti yang menunjukan imunisasi terhadap anak lebih banyak merugikan dari pada manfaatnya.” (dr. J Anthony Morris, mantan Ketua Pengawas Vaksin).

· “Ancaman terbesar serangan penyakit anak-anak datang dari usia pencegahan yang tidak efektif dan berbahaya melalui imunisasi besar-besaran.” (dr. R. Mendelsohn, Penulis (How to Raise A Healthy Child In Spite Of Your Doctor dan Profesor Pediatrik).

· “Semua vaksinasi berfungsi mengubah tiga situasi darah kepada ciri-ciri kanker dan leukemia…Vaksin DO dapat menyebabkan kanker dan leukemia.” (Profesor L.C. Vincent, penggagas Bioelektronika).

· “Data resmi menunjukan vaksinasi berskala besar di AS gagal memberikan kemajuan yang signifikan dalam pencegahan penyakit yang seharusnya dapat ia lindungi.” (dr. A. Sabin, pengembang vaksin Polio Oral, dalam kuliahnya di hadapan dokter-dokter Italia di Piacenza, Italia, 7 Desember 1985).

· “Selain telah nyata banyak kasus kematian akibat program ini, terdapat juga bahaya jangka panjang yang hampir mustahil di ukur dengan pasti…Terdapat sejumlah bahaya dalam seluruh prosedur vaksin yang seharusnya mencegah penggunaan yang terlalu banyak atau tidak wajar.” (Sir Graham Wilson dalam The Hazards of Immunization).

· “Dengan mengesampingkan fakta bahwa vaksin berpeluang besar tercemari virus binatang yang dapat menyebabkan penyakit serius pada masa depan. Kita harus mempertimbangkan apakah ada vaksin yang benar-benar berfungsi sebagaimana tujuan asalnya.” (dr. W.C. Douglas dalam Cutting Edge, Mei 1990).

· “Satu-satunya vaksin yang aman adalah tidak menggunakannya sama sekali.” (dr. James A. Shannon, Institut Kesehatan Nasional, AS)

· “Vaksinasi adalah produk kesalahan dan kebodohan yang tidak dirancang dengan baik. Ia seharusnya tidak mendapatkan tempat dari sisi kebersihan maupun kedokteran. Vaksinasi tidak ilmiah, keyakinan konyol yang membawa maut dan mengakibatkan kesengsaraan yang berkepanjangan.” (Profesor Chas Rauta, Universitas Perugia, Italia didalam New York Medical Journal, Juli 1899).

· “Imunisasi terhadap cacar lebih berbahaya dari pada penyakit itu sendiri.” (Profesor Ari Zuckerman, WHO).

· “Tidak ada satupun vaksin yang telah dibuktikan keamanannya sebelum diberikan kepada anak-anak.” (Pakar bedah umum, Leonard Scheele di Konfrensi AMA, AS 1955).

Vaksin Bukan Penyelamat
 “Ilmu medis menerima pujian yang berlebihan bagi sebagian kemajuan dalam bidang kesehatan. Banyak orang percaya keberhasilan dalam menangani penyakit menular pada abad terakhir terjadi bersamaan dengan diciptakannya imunisasi. Sebenarnya, Kusta, Tifoid, Tetanus, Difteria, Batuk Rejan, dll telah menurun sebelum ditemukan vaksin untuknya – yaitu merupakan hasil dari perbaikan sanitasi dan peningkatan kualitas makanan serta air minum.”

(Dr. Andrew Weil dalam Health and Healthy)

Selasa, 04 Oktober 2011

KIBLAT PENGOBATAN UMAT MANUSIA (KIMIAWI, METAFISIS DAN ATHIBUN-NABAWI)

Banyak kiblat pengobatan pada zaman sekarang ini, namun setidaknya ada lima kiblat pengobatan yang dikenal luas oleh umat manusia diantaranya :

1. Pengobatan Alopati.
Harus diakui bahwa pengobatan konvensional yang berasal dari barat ini memiliki banyak kelebihan seperti penggunaan teknologi modern untuk mendeteksi penyakit (clinical diagnosis), melakukan operasi (pembedahan) pembuatan obat-obatan (farmakologi), penanganan mata (optalmologi), penghilang rasa atau bius (anestisologi). Selain itu pengobatan konvensional telah dilengkapi dengan berbagai temuan mutakhir dalam kasus-kasus tertentu. Seperti penanganan kecelakaan, cedera, pemindahan organ tubuh, cangkok dsb. Namun memiliki kelemahan yang tidak sedikit bahkan sangat membahayakan kehidupan manusia. Seperti yang disinyalir oleh Dr. Paapo Airola seorang dokter kebangsaan Amerika mengatakan bahwa semua obat ‘kimia sintetis’ (obat kimia yang digunakan dalam pengobatan konvensional) menyebabkan efek samping yang sangat berbahaya. Hal ini senada dengan Dr. Ivan Ilich dalam bukunya “limits to Medicine” (1926) setelah selama satu abad mengejar sebuah impian tentang pengobatan, kini ditemukan hikmah bahwa dunia pengobatan ternyata tidak banyak membuat perubahan yang berarti beberapa waktu yang lalu. Jadi secara sederhana obat-obatan kimia sintetis ialah obat yang bisa menyembuhkan satu penyakit dan menimbulkan penyakit lain yang lebih parah diesok hari, inilah side effect, efek samping dari pengobatan konvensional. Selain itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dari sifat obat-obatan kimia.

Pertama, bersifat sementara, kalau kita cermati iklan obat-obatan, memakai istilah meredakan bukan menyembuhkan, karena memang demikian halnya, ketika seorang pasien sakit lalu memakai obat-obatan kimia maka gejala sakitnya menjadi hilang karena sifat dari pengobatan konvensional ini bersifat symptomiatic treatment, menghilangkan gejala sakit saja. Sederhananya dengan cara seperti ini urat sarap yang menuju tempat sakit ini ditekan agar tidak sakit (analgetik), penahan rasa sakit saja. Kelebihannya pasen lebih cepat sembuhnya, kelemahannya tidak menyembuhkan bahkan dalam kasus lain jadi kecanduan obat karena bila tidak makan obat itu rasa sakitnya datang kembali bahkan bertambah dosis juga ketergantungan obat.

Kedua, bersifat menipu, ketika kita sakit kepala dan makan obat kimia maka dengan cepat sakitnya hilang. Ada beberapa obat yang fungsinya mengalihkan perhatian otak. Otak dirangsang untuk tidak tertuju akan rasa sakit, namun dialihkan akan hal-hal lainnya. Dari pemaparan kedua sifat ini terlihat bahwa meredakan dan mengalihkan bukanlah menyembuhkan semakin kita banyak mengkonsumsi obat berarti semakin banyak pula kita menimbun racun dalam usus kita, hal ini yang mengkombinasikan sakit yang tidak diobati dan penimbunan racun yang terus menerus menimbulkan efek komplikasi pada diri kita, yaitu rusaknya atau tidak berpungsinya organ-organ tubuh kita secara sempurna seperti jantung, lever, ginjal dll.

Ketiga, bersifat keras, kita mengenal anti biotik, hampir setiap kali kita berobat diberi anti biotic, secara harfiah anti biotic bermakna anti=tidak,melawan biotic=hidup, jadi anti biotic ini ialah obat yang melawan kehidupan. Maksudnya ialah dalam tubuh kita ada dua bakteri, menguntungkan dan merugikan. Ketika kita sakit berarti bakteri merugikan lebih mendominasi dibanding bakteri menguntungkan. Dengan pemberian anti biotic bakteri merugikan ini dibunuh populasinya supaya berkurang hanya saja efek sampingnya bakteri menguntungkanpun ikut terbunuh, maka wajar kita sembuh dari satu penyakit tapi ketika bertemu dengan penyakit lain kita gampang sekali terserang karena imuniti tubuh kita menjadi lemah, dalam kasus yang lain ada jantung berdebar ataupun lemas dibagian kaki terutama lutut setelah mengkonsumsi anti biotic. Didalam Convention Of Medical Heretic, Robert S. Mendelsohn berkata hampir 100 % antibiotik yang diberikan tidak perlu. Dia yakin bahwa antibiotik hanya diperlukan 3 – 4 kali dalam hidup. Sebuah buku baru Bad Treatmen, Bad Doctor yang ditulis oleh seorang radiologis Universiti Keio Jepang, menjelaskan bahwa ada kecenderungan penggunaan anti biotik untuk demam selsema biasa secara berlebihan. Hal ini mengakibatkan tubuh menjadi lemah tetapi virus dan bakteria menjadi semakin kuat.

2. Pengobatan Ilmu Metafisis / Mistis,
Diakui ataupun tidak sejak zaman purba hingga zaman sekarang praktik pengobatan seperti ini sangatlah disukai oleh masyarakat banyak minimal terkelabui dengan iming-iming penyebutan nama Allah dan Al Qur’an atau istilah-istilah yang dimodrenkan (attunement, inisiasi, install software metafisis dll) Kita mesti mewaspadainya, mengandalkan kekuatan mistis, terkadang pengobatannya non logis, tidak masuk diakal, bahkan melanggar sunnatullah. Pengobatan dengan ilmu metafisis ini terbagi dua yang pertama dengan cara tradisional seperti dengan menggunakan kembang tujuh rupa disertai kemenyan untuk mengobati penyakit. Kedua dengan cara yang terkesan modern seperti dengan menggunakan energi Ilahi/alam semesta (reiki, prana, chi kung dll), atau juga dengan cara mengalirkan energi tertentu yang dipercaya sebagai energi tenaga dalam atau energi metafisis. Bisa jadi setelah kita berobat jadi sembuh, tapi tetap kesembuhan itu dari Allah swt. Bahkan bisa jadi kesembuhan yang kita dapatkan dari mereka hanya merupakan Istidroj dari Allah.

3. Ayurveda,
Salah satunya ialah theraphy urine yang diistilahkan dengan TAS (Therapy Air Seni). TAS ini pertama kali dicetuskan 100 tahun yang lalu oleh orang-orang Majusi, yang mustahil dilakukan oleh para ilmuwan/ ahli medis Islam karena dalam hadits-hadits dijelaskan bahwa itu merupakan najis. Namun dalam sejarah di India, ditemukan sebuah dokumen berusia 5000 tahun telah menerangkan praktek TAS yang didalamnya memuat referensi tentang tumbuh-tumbuhan dan obat-obatan yang masih digunakan oleh Ayurvedic masa kini. Dokumen ini berisi 107 ayat (seloha) dinamakan Shivambu Kalpa Vidhi (metode meminum air seni supaya tetap awer muda), dan bagian dari sebuah dokumen yang disebut Damar Tantra. Air seni dalam bahasa mereka disitilahkan Shivambu yang secara harfiah berarti air Shiva, Dewa teringgi dalam kepercayaan India. Sekurang-kurangnya ada 35 buku berbahasa Inggris dan 2 buku berbahasa Indonesia yang dapat dijadikan nara sumber TAS tetapi tak satupun yang dapat meyakinkan kita tentang keilmiahannya apalagi keilahiahannya atau islaminya, sebab dari 37 buku yang diterbitkan tahun 1918 yang ditulis oleh Dr. Charles H. Duncan, jelas-jelas merupakan buku yang ditulis oleh orang-orang Nasoro asli.

4. Yin & Yang,
Pengobatan ini lahir dari negeri Cina. Ilmu pengobatan cina memang telah maju sejak 2500 tahun SM, sebelum berkuasa kaisar Yao. Disebut Yin & Yang karena pengobatan ini erat hubungannya dengan kepercayaan terhadap dua dewa yang menjadi unsure penting, yaitu Yin (dewa bumi) dan Yang (dewa langit). Keduanya mempengaruhi alam dan isinya, dalam diri manusia juga terdapat unsure Yang dan Yin itu, jika keduanya seimbang manusia menjadi sehat dan jika tidak seimbang, manusiapun menjadi sakit. Banyak terapi yang digunakan dalam pengobatan ini diantaranya Akupuntur, Akupresur, pijatan dengan tangan, togkat, biji-bijian, batu kasar, batu halus, dan batu giok, ada juga dengan jamu-jamuan, sihir, dengan magent tubuh dan lain-lain yang mempergunakan istilah atau ajaran Yin dan Yang. Memang pengaruh ajaran taoisme / Budha / Hindu cukup kuat hingga mempengaruhi pembendaharaan pengobatan mereka yang sekarangpun banyak kita kenal yaitu senam-senam yang berpangkal pada Yoga, yaitu pengobatan dengan pengaturan nafas yang sebenarnya berasal dari ajaran Dahtayana. Pengobatan yang awalnya terbatas ditingkat biara-biara Budha maka wajar bila didalamnya mengandung unsure mistik. Pengobatannya dilakukan dengan cara rabaan renggang dan pemusatan tenaga lalu dihubungkan dengan kepercayaan-kepercayaan terhadap gangguan ruh-ruh dan makhluk halus, yang ia usir dengan pancaran “Sinar Putih” dan “Tangan Sakti”. Mereka menyebut kekuatan itu dengan “Chi/ki”. Sesungguhnya Yoga itu termasuk cara peribadatan Budha dan Hindu. Menurut penganut ajaran Budha, dengan Yoga meditasi, konon kabarnya jiwanya dapat bersatu dengan “Budha atau bersatu dengan Brahman atau Mahatman” menurut agama Hindu.

5. Thibbun Nabawi,
Ialah pengobatan cara Nabi. Pengobatan yang mulai dilupakan orang hari ini. Maka wajar bila eksistensinya timbul tenggelam. Kalah oleh pengobatan konvensional yang jelas-jelas mengandung banyak efek samping. Nabi kita memang tidak diturunkan sebagai seorang tabib, namun kita yakin bahwa yang disabdakan Rasul ialah merupakan wahyu. Ciri khas dari pengobatan ini bersifat ilahiah dan alamiah. Sesuai dengan konsep Islam yang bersifat fitrah, dari mulai aqidah, ibadah, muamalah demikian juga dalam pengobatannya. Seperti yang disebutkan oleh DR. Ja’far Khadem Yamani, Syari’ah Islam yang dibawa Nabi SAW terkandung nilai-nilai ath thib (kedokteran) yang murni dan tinggi. Karena prinsip dari syaria’ah Islam ialah membawa maslahat umat manusia pada masa sekarang dan yang akan datang. Bila kita perhatikan ternyata ulama-ulama pendahulu seperti As Suyuthi, Ibn Qayyim selain faqih mereka juga dikenal sebagai tabib yang professional. Bahkan Imam Bukhari, Imamul Muhadditsin dikenal sebagai ahli hadits yang pertama kali menyusun kitab Ath Thibun Nabiy, didalamnya terdapat lebih dari 80 hadits yang bekaitan dengan kedokteran. Jauh sebelum Islam datang bahkan 5000 th sebelum masehipun praktik pengobatan sudah ada. Dan pada zaman Rasulullahpun sudah tersebar banyak cara pengobatan, termasuk didalamnya terapi Ruqyah, herba dan bekam.

Thibbun Nabawi

Thibun nabawi adalah tata cara pengobatan Rosululloh  SAW. Pada masa sekarang ini telah banyak orang yang melupakan atau mungkin belum mengenal thibbun nabawi, hal ini disebabkan karena semakin jauhnya umat islam sendiri dari agamanya ditambah lagi dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin modernnya teknologi pada dunia medis, sehingga banyak umat islam menganggap bahwa tata cara pengobatan warisan Rosululloh  SAW sudah ketinggalan zaman dan tidak berlaku lagi untuk masyarakat modern, padahal jika kita sebagai umat islam mau mempelajari dan memahami thibbun nabawi niscaya akan banyak hikmah dan manfaat yang akan kita dapatkan khususnya dalam dunia pengobatan, selain itu tentunya kita juga akan mendapatkan bonus pahala sunah.

Agama islam memang sangat sempurna, didalamnya tidak hanya terkandung tentang perihal kehidupan dan mengenai tata cara beribadah kepada Sang Maha Pencipta agar manusia bisa memperoleh keselamatan dan kebahagian di dunia dan diakhirat, selain itu islam juga banyak memberikan tata cara dan rumusan-rumusan yang berguna dan bermanfaat untuk manusia secara lahir maupun batin, yang juga meliputi masalah kesehatan, thibbun nabawi merupakan tata cara dan kaidah medis yang banyak dicontohkan oleh Rosulullah SAW yang diwariskan melalui para sahabatnya yang mulia. Jika umat islam pada masa sekarang ini mau mempelajari dan meneliti thibbun nabawi dengan sungguh-sungguh dan ikhlas, rasanya bukan suatu yang mustahil jika umat islam akan dapat mengembangkan teknologi pengobatan yang luar biasa hebat yang akan membawa kemaslahatan untuk umat.

thibbun nabawi merupakan tata cara pengobatan yang didalamnya ada keterkaitan antara cara pengobatan Sang Pencipta dengan tata cara pengobatan manusia, seperti yang telah ditegaskan oleh Allah melalui beberapa firmannya bahwa Allah menciptakan segala yang ada dibumi ini untuk kita. Termasuk segala macam tata cara pengobatan dan obatnya. Maka sudah selayaknya kita sebagai umat islam hendaknya kembali menghidupkan kepercayaan terhadap berbagai jenis obat dan tata cara pengobatan yang diwariskan Rosululloh  SAW dan menjadikan thibbun nabawi sebagai metode pengobatan terbaik untuk mengatasi beragam penyakit.

Thibbun nabawi meliputi banyak hal, diantaranya adalah, madu, jintan hitam, air mawar, cuka buah, air zam-zam, kurma dan berbagai jenis makanan dan minuman  yang menyehatkan lainnya. Selain itu ada pengobatan dengan bekam yaitu pengobatan yang berfungsi mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh dengan cara disayat atau ditusuk dengan jarum, pengoban ruqyah yaitu pengobatan atau terapi dengan bacaan Al-Qur’an ada juga system kompres, karantina dan masih banyak yang lainnya.

Semua jenis obat dan tata cara pengobatan tersebut tentunya akan berhasil secara maksimal  jika kita meyakininya secara total baik dengan hati maupun pikiran, seperti pernyataan Ibnul Qoyim Al –Juziyah bahwa keyakinan adalah doa. Dalam islam atau dalam thibbun nabawi kita memiliki keyakinan dan doa kepada Allah.  Dengan obat dan tata cara pengobatan yang tepat, dosis yang sesuai sekaligus disertai keyakinan yang diiringi dengan doa, Insya Allah tidak ada penyakit yang tidak dapat diobati, kecuali penyakit yang membawa kematian.